Ibu Oeroeg dan Ibu 'aku' juga akrab. karena ayah terlalu menghabiskan waktu di perkebunan, ia jadi menomor duakan anaknya. itu sebabnya si anak dibiarkan berteman bersama si budak agar gak kesepian.
Suatu hari Ayah Oeroeg meninggal di sebuah telaga karena menyelamatkan 'aku'. Sebagai gantinya, ayah 'aku' membiayai hidup Oeroeg dan keluarganya, bahkan sampai menyekolahkan 'Oeroeg'. Ketika ibu 'aku' pergi selamanya bersama mandor ayahnya, ayahnya mengirim 'aku' dan Oeroeg ke rumah Lida, wanita Belanda pemilik pondok. Tujuannya untuk bersekolah, alih-alih ayahnya pergi ke luar negeri karena sudah pensiun.
Waktu terus berlalu. Lida sudah berkeputusan untuk menyekolahkan Oeroeg lebih tinggi lagi, karena ayah 'aku' menolak membiayai lagi. 'aku' melanjutkan ke sekolah berasrama khusus pemuda Belanda, sementara Oeroeg sekolah di sekolah hindia.
Namun Oeroeg yang dewasa sangat berbeda. Ia selalu ingin jadi bagian dari Eropa. meniru2 cowok2 bule, tingkah lakunya sok, sering klabing, dansa, dll., membuat 'aku' terkejut. Kesan sederhana yang waktu di Sukabumi begitu kental, kini sudah hilang... Ia mati-matian berusaha menghapus masa kecilnya di Sukabumi. 'Aku' selalu dimarahi jika mencoba mengungkit2 itu lagi.
Persahabatan mereka makin lama makin merenggang. Itu karena perbedaan jalan pikiran mereka. Oeroeg tahu dirinya bukan Belanda dan berusaha memeranginya. Sedangkan 'aku' masih ingin berteman meski perbedaan antara mereka begitu nyata.
Sementara ayah 'aku' kembali ke Indonesia untuk menyuruh kuliah di Holland. Ia kembali bersama ibu tiri yang masih muda.
'Aku' akhirnya melanjutkan sekolah tinggi di Delft, Holland, setelah berpamitan secara tidak baik dengan Oeroeg dan Lida. Saat ia lulus, ia masuk militer dan dikirim untuk perbaikan jembatan di Indonesia. Kabar yang terdengar tentang negara itu begitu mengerikan. Ibu tirinya begitu trauma, dan ayahnya meninggal di sana.
Saat itu terjadi Agresi Militer Belanda. 'Aku' dan teman2nya mengunjungi Sukabumi. 'Aku' meminta ijin berjalan2 ke telaga--tempat ayah 'Oeroeg' dulu meninggal--seorang diri. Tapi di sana dia malah bertemu dengan Oeroeg yang mengarahkan revolver, mengusir dengan penampilan yang menyedihkan. Rupanya Oeroeg merupakan pejuang Indonesia atas kekolonialan Belanda... dan ia menganggap 'aku' bagian dari mereka, musuh yang harus dibasmi.
Di akhir cerita. Oeroeg akhirnya pergi meninggalkan 'aku' karena takut ditangkap oleh militer Belanda lainnya. Persahabatan mereka terputus. 'Aku' merasa sedih dan terasingkan dari tanah kelahirannya sendiri.
...lebih tinggi atau rendah karena warna kulit wajahmu atau karena siapa ayahmu-- itu omong kosong. Oeroeg kawanmu, kan? Kalau memang ia kawanmu-- bagaimana bisa ia lebih rendah dibanding kau atau yang lain?Itu kata2 dari Gerard (penggati mandor lama yang kabur bersama ibu 'aku') kepada 'aku' saat masih kecil.
No comments:
Post a Comment